Dalam Buku "The New Book of World Rangking"
(NWBR) edisi 1984,Indonesia merupakan negara yang memiliki kepulauan terbesar
di dunia dengan merangkul 18.110 pulau. Segitu banyaknya pulau, mungkin tidak
kita ketahui semua nama-nama pulau tersebut khususnya pulau-pulau kecil.
apalagi sampai sejarah nama-nama pulau tersebut. Disini, saya akan memaparkan
Sejuta cerita dari abad ke abad yang mewarnai timbulnya proses penamaan dari
pulau-pulau terbesar di Indonesia ini.
Berbagai cerita rakyat dan sumber-sumber sejarah menurunkan
sebutan untuk Sumatera dengan beragam nama yang unik. Suku Minangkabau
misalnya, dahulu menyebut Sumatera dengan sebutan “Pulau Ameh” yang artinya
“Pulau Emas”. Nama tersebut di adopsi dari cerita Minangkabau “Cindur Mata”.
Lalu “Tanoh Mas” yang terkenang dalam cerita rakyat Lampung juga melekat dengan
sebutannya itu. Ada lagi nama lain yang dilontarkan oleh musafir dari Cina
bernama I-Tsing di era abad ke-7 (634-713), yaitu “Chin Chou” yang berarti
“Negeri Emas”.
Beberapa naskah-naskah india sebelum masehi yang salah satunya
paling tua yaitu naskah Buddha, kitab Jataka, sudah mencatatkan Sumatra dalam
sejara prasasti dengan nama sansekerta yakni Suwarnadwipa (Pulau Emas) atau
Suwarnabhumi (Tanah Emas) yang bercerita tentang pelaut india dalam mengarungi
teluk Benggala menuju Suwarnabhumi. Bahkan cerita legenda Ramayana juga sudah
mengkisahkan tentang Suwarnadwipa dimana isi ceritanya yaitu tentang penculikan
yang dilakukan oleh Ravana terhadap istri Rama, Dwi Sinta, sampai ke
Suwarnadwipa. Tak sampai disitu sejarah nama Sumatra dari berbagai cerita
berkembang. ada banyak pula musafir Arab yang menamakan Sumatra dengan sebutan
Serendib (tepatnya: Suwarandib) yang sebenarnya sama dengan nama Sansekerta
Suwarnadwipa setelah ditransliterasi. tahun 1030, Sriwijaya dikunjungi oleh
ahli geografi Persia, Abu Raihan Al-Biruni, yang menyebutkan letak negri
Sriwijaya ada pada pulau Suwarandib. tak banyak juga orang yang
mengidentifikasikan Serendib dengan Srilangka yang sesungguhnya bukan
Suwarnadwipa. Sampai akhirnya di abad ke 15, muncullah para musafir asal Eropa
yang menyebut Sumatra dengan sebutan Samudera untuk seluruh pulau. Kata
Samudera sendiiri berasal dari nama kerajaan Aceh yang lahir di abad ke 13 dan
14. Dari sinilah asal muasal revolusi nama dari Samudra menjadi Sumatera di
lafalkan. Berawal ketika kisah pelayarannya Odorico da Pardenone tahun 1318
yang berlayar dari Koromandel, India, dalam jangka waktu 20 hari, menuju ke
timur, lalu berhenti di kerajaan Sumoltra. Memasuki abad selanjutnya, nama
Samudera (kerajan Aceh) dikudeta oleh para musafir lain untuk menamakan seluruh
pulau sesudah cerita yang di kemukakan oleh Ibnu Bathutah, petualang asal
Maroko, di kitab Rihlah Ila I-Masyriq (pengembaraan ke timur) tahun 1345 bahwa
dia pernah menapakkan kaki di kerajaan Samatrah. Adalah Ibnu Majid, orang
pertama yang memetakan daerah dekat Samudra Hindia ini dengan menuliskan
keterangan pulau Samatrah tahun 1490, yang kemudian digambar ulang oleh Roteiro
tahun 1498 dan merubah namanya menjadi Camatarra. Beberapa peta-peta lain yang
pernah dibuat oleh bangsa Portugis diantaranya: · Tahun 1501, peta buatan
Amerigo Vespucci dengan melahirkan nama Samatara. · Tahun 1506, peta karya
Masser memunculkan nama Samatra. · Tahun 1510, peta racikan Ruy d’Araujo yang
dinamai pulau Camatra · Tahun 1512, peta bikinan Alfonso Albuquerque menulis
Camotra. serentetan musafir-musafir lain bahkan pernah tercatat menuliskan nama
Sumatera lebih parah lagi: Samoterra, Samotra, Sumotra, Zamatra dan Zamarota.
Barulah muncul nama yang hampir benar yaitu Somatra, peta yang dituliskan oleh
Antonio Pigafetta tahun 1521. Kemudian abad ke 16 era kerajaan Islam di
Indonesia, bangsa Belanda dan Inggris mulai mengenalkan kekonsistenan mereka
dalam penulisan Sumatra. Jan Huygen van Linschoten dan sir Francis Drake-lah
yang selanjutnya sampai sekarang mempelopori catatan-catatan mereka dan
mempatenkan kata Sumatera. Lalu di samakan dengan lidah orang Indonesia dengan
kata “Sumatera”. Kerangka kata inilah yang sampai sekarang sudah menjadi
baku.
Ada enam fase bongkar pasang nama Kalimantan ini di jabarkan
sesuai dengan berjalannya masa. Terhitung dari abad ke 14 sampai dengan di era
kita saat ini yaitu abad ke 21.
Pertama
Masuknya pedagang dari Portugis yang mengatakan negri ini adalah
Borneo, lantas menguatkan bangsawan Eropa yang singgah dikalimantan dengan
menyebut pulau ini dengan julukan Borneo. Boreneo merupakan kerajaan besar yang
meliputi Serawak serta setengah Sabah yang dimiliki oleh kesultanan Mindanao.
Nama Borneo dikenal dari kata kesultanan Brunei Darussalam. Tahun 1365 Kakimpoi
Nagarakratagama memaparkan dalam tulisannya bahwa Brunei kuno di beri nama
“Barune”. seterusnya ada nama lain yang muncul ditahun yang sama, diketahui
yaitu “Waruna Putri”. Orang-orang asli Borneo malah menamai Kalimantan “Pulo
Klemantan”.
Kedua
“Pulau Mangga”, Sebutan
ini pertama kali di kemukakan dalam Descriptive Dictionary of The Indian Island
(1856) milik Crowfurd. Dia mengatakan kata Kalimantan adalah istilah untuk buah
mangga. memang cukup rancu di dengar mengingat kalimantan bukan salah satu
pulau penghasil mangga terbesar di Indonesia. Dia yang buat, dia juga yang
mengomentari kata “pulau mangga” ini. Dia mengatakan terdengar seperti dongeng
dan tidak familiar.
Ketiga
Ada kebiasaan bangsa india kuno dalam menyebutkan nama tempat,
mereka menamakan pulau berdasarkan atas hasil bumi yang ditemukan, misalnya
“jewawut” yang dalam artian bahasa sanksekerta yawa adalah Yawadwipa. Kemudian
dikenallah dengan nama pulau Jawa yang dianalogikan kembali dalam sansekerta
Amradwipa (Pulau Mangga). Sejarah India kuno ini tercatat dalam jurnal
kepunyaan Dr.B.Ch. Chhabra yaitu M.B.R.A.S vol XV part 3 hlm 79. Keempat
Hasil temuan C. Hose dalam karangannya bertajuk “Natural Man, a
Record From Borneo (1962)” dan Mac Dougall memaparkan yaitu bangsa Melayu
menggunakan Kalimantan sebagai nama baru. Mereka juga mengatakan kata
Kalimantan lahir berdasarakan 6 golongan suku-suku penghuni pulau tersebut,
diantaranya Dayak Laut (Iban), Kayan, Kenya, Klemantan, Mutun, dan Punan.
Kelima
Memang tidak dibenarkan oleh W.H Trecher dalam British Borneo
jurnal M.B.R.A.S (1899) bahwa mangga liar tidak pernah dicanangkan di
Kalimantan Utara, yang ada justru orang-orang lebih mengenal kalimantan dengan
pulau sagunya atas pengertian dari kata Lamantah, yang dasarnya adalah sagu
mentah.
Keenam
Kembali ke pengertian dasar sanksekerta, yakni dari kata
kalamantha yang bermakna pulau dengan udara yang sangat panas membakar. Terdiri
dari dua kosa kata, Kala (musim) dan manthan (membakar). Di abad ke 21 ini,
dalam buku Sriwijaya (LKIS 2006) karya Dr. Slamet Muljiana, mengutarakan bahwa
Kalimantan adalah kata pinjaman bukan dari kata Melayu asli. Melayu sendiri
yang tak lain adalah berasal dari kata India (Malaya yg artinya gunung). Kata
Kalimantan yang akhirnya dikumandangkan dengan benar pada hakikatnya turun
ketika huruf vokal a pada “Kala” dan “Manthana” tidak biasa diucapkan oleh
orang-orang. Sehingga Kalamanthana dilafalkan “Kalmantan” oleh penduduk asli
Klemantan atau Quallamontan sebelum akhirnya terbiasa dan terciptalah kata
Kalimantan yang sampai sekarang digunakan.
Papua
Menilik pada bentuk fisik dari orang-orang papua suku asli,
muncullah kata Papua yang berasal dari bahasa Melayu yang artinya rambut
keriting. Di era pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, nama Nugini Belanda
(nederlands nieuw guinea/dutch new guniea) mulai dikenal.
Sejak tahun 1969-1973 setelah dirangkul oleh
kekuasaan Indonesia, papua berubah nama menjadi Irian Barat. Lalu kembali berubah
ketika mantan presiden RI Soeharto mendirikan tambang tembaga dan emas freeport
menjadi Irian Jaya. Hingga tahun 2002 nama tersebut resmi digunakan. Irian
ternyata punya kependekan yang artinya menolak belanda, yaitu Ikut Republik
Inonesia, Anti Nederland (join/follow the republic of Indonesia, rejecting the
Nederlands) Dengan Diberlakukannya undang-undang UU No. 21 Tahun 2001 tentang
Otonomi Khusus Papua, maka daerah Irian Jaya beralih nama menjadi provinsi
Papua tepatnya di tahun 2003. Papua Timur adalah wilayah yang dijadikan
provinsi Papua sampai saat ini. kemudian Indonesia membagi dua provinsi untuk
Papua yaitu bagian timur dengan nama tetap Papua dan bagian barat dengan nama
Provinsi Irian Jaya Barat yang lantas ditahun selanjutnya mengganti nama menjadi
Papua Barat.
Jawa
Ada satu tanaman terkenal di pulau ini, tanaman tersebut adalah
barley atau Jelai atau Jawawut yang dalam bahasa sansekertanya “yava”. Ada
kemungkinan dari sinilah cikal bakal nama Jawa ditemukan. Akan tetapi pada
kenyataannya asal-usul nama Jawa selalu simpang siur.
kemungkinan terbesar adalah memang berasal dari nama tanaman
jawa-wut yang dikemukakan para musafir India. Sumber lainnya mengatakan kata
“Jau” dari variasinya berarti “di luar” atau “jauh”. Pernyataan lain juga
muncul dari Proto-Austronesia yang mengasalkan kata “jawa” yang artinya
“rumah”.
Sulawesi
Pulau ini dikelilingi arus laut dan sungai yang deras, merujuk
pada satu teori yang mengiyakan bahwa pulau ini “sulit untuk dicapai”.
Dewasanya, kemungkinan nama Sulawesi berasal dari penggabungan kata antara sula
(pulau) dan besi (besi) yang didasarkan atas sejarah kekayaan deposit bijih
hasil ekspor perbesian dari Danau Matano.
0 comments:
Posting Komentar